Trik Menghadapi Share Konten Menyesatkan di Grup Keluarga atau RT : Jangan Main Frontal!

(Grafis : AI generated)

RUMAHJURNALIS.COM - Misinformasi dan disinformasi merupakan ancaman bagi demokrasi, yang dapat memecah belah masyarakat dan membuat sulit bagi banyak orang untuk membuat keputusan yang tepat, baik di bilik suara, di toko, maupun di ruang dokter. Menghadapi misinformasi bukanlah tugas yang mudah. 

"Arus informasi begitu deras. Banyak dari kita tidak memiliki waktu, kemampuan dan motivasi untuk memeriksa fakta setiap informasi yang kita terima,"ujar Briony Swire-Thompson, Director of The Psychology of Misinformation Lab di Northeastern University, sebagamiana dikutip npr.org.

Namun, Thompson menyampaikan ada beberapa cara untuk menghadapi misinformasi secara efektif, terutama jika itu melibatkan orang-orang terdekat. Pendekatan yang direkomendasikan bukanlah langsung mengoreksi, tetapi memulai dari relasi dan pemahaman.

Berikut adalah enam cara untuk menghadapi misinformasi:

1. Gunakan Istilah yang Lebih Netral
Menggunakan istilah seperti “desas-desus” atau “konten yang menyesatkan” dapat lebih efektif daripada langsung menggunakan istilah “misinformasi” atau “disinformasi,” yang cenderung memicu reaksi negatif dan telah dipolitisasi. Menggunakan istilah yang lebih netral dapat membantu menciptakan ruang diskusi yang lebih terbuka dan tidak konfrontatif.

2. Pahami Alasan di Balik Keyakinan Orang Lain
Alih-alih langsung mengintervensi, cobalah untuk memahami mengapa orang yang Anda kenal percaya pada konten yang menyesatkan. Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang memengaruhi cara mereka memproses informasi. Tanyakan kepada mereka tentang latar belakang pribadi, sejarah keluarga, atau pengalaman politik mereka untuk membangun percakapan yang lebih mendalam dan menghormati perspektif mereka.

3. Diskusikan Sumber Informasi
Mengajak orang berdiskusi tentang sumber informasi yang mereka percayai dan membandingkannya dengan sumber Anda bisa menjadi langkah awal yang efektif. Alih-alih hanya mengatakan bahwa sebuah informasi salah, tanyakan, "Apa bukti dari informasi tersebut?" atau "Mengapa kita mempercayai sumber ini?" Pendekatan ini membuka ruang diskusi yang lebih konstruktif.

4. Jangan Berusaha Mengubah Keyakinan Inti
Tujuan utama dalam menghadapi misinformasi bukanlah untuk mengubah keyakinan inti seseorang, melainkan menangani informasi yang salah dengan cara yang membangun kepercayaan. Fokuslah pada menjaga percakapan tetap berjalan dan hindari membuat orang merasa bahwa pandangan dunia mereka salah, karena hal itu bisa membuat mereka menutup diri.

5. Berikan Koreksi yang Rinci
Jika Anda perlu mengoreksi informasi yang salah, berikan penjelasan yang detail. Penelitian menunjukkan bahwa memberikan alternatif faktual yang jelas lebih efektif daripada hanya menyatakan bahwa informasi tertentu salah. Misalnya, jika seseorang percaya bahwa penipuan surat suara sangat umum, Anda bisa menjelaskan bahwa penipuan pemungutan suara jarang terjadi dan memberikan bukti dari sumber yang dapat dipercaya.

6. Jangan Berharap Perubahan Setelah Satu Percakapan
Mengubah pandangan seseorang membutuhkan waktu. Jika percakapan menjadi tidak produktif, tidak apa-apa untuk berhenti sejenak dan kembali lagi di lain waktu. Koreksi sering kali harus diulang untuk menjadi efektif karena orang cenderung kembali ke keyakinan mereka sebelumnya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penting untuk tetap bersabar dan memahami bahwa proses ini adalah perjalanan jangka panjang. (Yudhi Hartomo)