Soroti Mental Generasi Z di Dunia Kerja, ProSolo Berikan Training Khusus

TRAINING DAN SHARING : Trainer Personal Branding Anna Hariyatiningsih memberikan trik dan edukasi untuk melatih mental Gen Z.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)

SOLO - Resiliensi generasi Z terhadap dunia kerja di era saat ini perlu digembleng lebih matang lagi. Terlebih jika bekerja sebagai public relations (PR) yang merupakan representasi sebuah instansi. Profesi ini mewajibkan pelakunya berinteraksi dan bekerja sama dengan berbagai pihak eksternal maupun internal. Para PR dituntut mampu membangun kolaborasi dengan baik sesuai kebutuhan perusahaan, di tengah gempuran berbagai tekanan kerja.

Menjawab problem tersebut, komunitas ProSolo (Public Relations Solo) menyelenggarakan training and sharing session terkait personal branding, Kamis (3/10/2024) di Bengawan Resto Solo Safari. Training dipandu oleh trainer Anna Hariyatiningsih. Sebanyak 29 PR dari hotel, mal, dan rumah sakit di Solo Raya ambil bagian dalam kegiatan ini.

"Fenomena ini jadi keprihatinan kami para PR di Solo Raya. Era sekarang ini, kami menghadapi para generasi Z sebagai rekan kerja. Tidak jarang kami mendengar kabar para PR dari generasi Z ini menyerah menghadapi dunia kerja. Padahal posisi PR ini penting bagi sebuah instansi," beber Koordinator ProSolo, Dhani Wulandari.

Dhani menyebut turn over PR saat ini cukup tinggi. Mayoritas dipicu oleh resiliensi generasi Z yang rendah saat mendapatkan tekanan di dunia kerja. Untuk itu, perlu solusi tepat dan taktis dalam mengantisipasi problem tersebut.

PERLU PENDEKATAN KHUSUS :Trainer Personal Branding Anna Hariyatiningsih menyebut perlu pendekatan berbeda untuk memberi insight pada generasi yang lekat dengan medsos dan dunia digital.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)

"Memang generasi Z ini butuh treatment khusus. Mereka sangat dekat dengan dunia digital dan media sosial. Itu sangat berpengaruh dalam membentuk mental mereka. Solusinya, perlu pendekatan yang berbeda untuk memberikan input ke mereka. Dengan cara, sering-sering memberikan mereka pelatihan," ujar Anna Hariyatiningsih.

Mantan pramugari haji Garuda Indonesia ini mengakui mental generasi Z sangat lemah. Bahkan sampai muncul sebutan generasi strawberry. Alias cepat busuk meskipun nampak cantik. Sehingga perlu diberi perawatan ekstra agar bertahan lama.

"Dengan memberikan mereka banyak pelatihan, generasi Z ini akan menerima banyak insight. Generasi mereka ini hanya bisa manut oleh gurunya. Maka dari itu, hadirkan banyak guru untuk mereka," sambungnya.
PROSOLO JADI INISIATORNYA : Pelatihan terkait mentalitas Gen Z dalam menghadapi tekanan kerja ini diikuti 29 PR dari berbagai institusi dan perusahaan di Solo Raya.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)

Salah seorang member ProSolo, Ferry Chan mengatakan training ini sangat berguna bagi para PR untuk menghadapi timnya yang mayoritas generasi Z, agar lebih tangguh menghadapi dunia kerja yang dinamis.(Nana Riyadi)