Satelit Elon Musk Mengganggu Astronomi

KOTORAN LUAR ANGKASA: Visualisasi dari European Space Agency terkait benda-benda angkasa termasuk satelit, yang ada di sekeliling bumi.(ESA/ID&Sense/ONiRiXEL)


RUMAHJURNALIS.COM - Para ilmuwan memperingatkan bahwa satelit Starlink milik Elon Musk mengganggu kemampuan astronom untuk mengamati planet dan bintang yang jauh. Jaringan teleskop radio European Low-Frequency Array (LOFAR) yang sejak 2012 digunakan untuk meneliti lubang hitam dan mencari eksoplanet, kini menghadapi masalah besar akibat gangguan dari satelit-satelit tersebut.

Sejak SpaceX meluncurkan satelit Starlink lima tahun lalu, peningkatan radiasi gelombang radio yang tidak diinginkan membuat sulit bagi para astronom untuk melakukan pengamatan. Sebagaimana dilansir oleh The Independent, Jessica Dempsey, direktur ilmiah dan umum dari Netherlands Institute for Radio Astronomy, menjelaskan bahwa mulai tahun lalu, LOFAR mendeteksi sinyal interferensi yang berasal dari satelit generasi pertama Starlink yang mengorbit di atas Bumi.

SpaceX telah meluncurkan lebih dari 6.000 satelit, yang bertujuan menyediakan internet berkecepatan tinggi di hampir seluruh bagian Bumi. Namun, satelit ini memancarkan radiasi elektromagnetik yang tidak disengaja, yang diyakini para astronom berasal dari baterai yang rusak. Meskipun pihak SpaceX sempat bekerja sama dengan astronom untuk mengurangi masalah ini, pada Juli 2024 ditemukan bahwa satelit Starlink V2 Mini yang terbaru justru menyebabkan lebih banyak interferensi.

Dempsey menyatakan bahwa satelit Starlink kini memancarkan lebih dari 30 kali lipat emisi yang mengganggu, dengan seluruh satelit memancarkan radiasi pada frekuensi yang sangat terang, 10 juta kali lebih terang dari objek yang sedang diamati para astronom.

"Starlink mengeluarkan lebih dari 30 kali lipat emisi, dan sekarang bukan hanya beberapa satelit, tetapi semuanya. Sejujurnya, kami terkejut," kata Dempsey.

"Kecerahan pada pita frekuensi tertentu dari satelit-satelit baru ini sekitar 10 juta kali lebih terang dibandingkan dengan apa yang kami amati. Gambarannya seperti ini; Anda sedang mencoba melihat bintang paling redup yang indah di malam gelap, lalu tiba-tiba ada bulan purnama muncul di sampingnya," ujarnya.

Lebih buruknya lagi, jumlah satelit ini akan terus bertambah.

"Mereka meluncurkan 40 satelit 'bulan purnama' ini setiap minggu. Saat ini, ada sekitar 6.000 satelit Starlink di atas sana, tetapi target akhirnya adalah 100.000 satelit," katanya. "Bayangkan 100.000 bulan purnama di atas sana. Pada saat itu, kita benar-benar harus mengucapkan selamat tinggal pada segala bentuk astronomi yang bisa kita lakukan dari Bumi."

The Independent menyatakan bahwa pihaknya telah meminta tanggapan dari SpaceX, namun tidak direspon.

Dalam jurnal Astronomy & Astrophysics, para astronom menerbitkan temuan mereka bahwa hampir semua satelit Starlink yang diamati memancarkan radiasi yang bisa mengganggu pengamatan ilmiah. Dempsey menekankan bahwa tujuan mereka bukan untuk menghentikan peluncuran satelit, melainkan memastikan satelit beroperasi sesuai aturan agar astronomi dapat terus dilakukan tanpa gangguan.

Masalah ini menyangkut regulasi internasional terkait frekuensi yang dilindungi untuk keperluan astronomi, dan para ilmuwan berharap agar pihak yang berwenang dapat mendukung penerapan aturan tersebut. (Yudhi Hartomo)