Presiden Prabowo Tekankan Pentingnya Kerukunan, Boleh Berbeda Tapi Tidak Bermusuhan

TEKANKAN PENTINGNYA KERUKUNAN: Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Puncak Perayaan HUT Partai Golkar ke-60 Tahun di Sentul International Convention Center Bogor.(Foto: BPMI Setpres)

RUMAHJURNALIS.COM - Presiden Prabowo Subianto menyoroti perkembangan teknologi khususnya media sosial yang dapat menjadi alat pemecah belah jika tidak digunakan secara bijak. Presiden menuturkan bahwa beberapa berita palsu di media sosial dapat menimbulkan kebencian di masyarakat.

“Sosmed, saya kadang-kadang kaget juga, apa lagi ini, Prabowo menghardik siapa? Prabowo memaki-maki, enggak ada. Saya lihat, waduh, di mana? Saya cek, rupanya hoaks, terlalu gampang bikin hoaks, terlalu gampang bikin fake news,” ujar Presiden.

“Kita harus waspada, kita tidak boleh pecah, kita tidak boleh diadu domba, kita menjaga kerukunan, kerukunan antara umat agama, kerukunan antara suku, kerukunan antara kelompok etnis, kerukunan antara ras, kita tidak boleh terpancing dan ini tanggung jawab kita semua sebagai pemimpin-pemimpin,” ucapnya 

Pernyataan kepala negara yang menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan bangsa di tengah situasi dunia yang penuh tantangan, disampaikan saat memberikan sambutan pada Puncak Perayaan HUT Partai Golkar ke-60 Tahun yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Kamis(12/12/2024).

Presiden menyampaikan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang datang secara cuma-cuma, melainkan hasil dari upaya seluruh pihak. Untuk itu, Presiden mendorong para pemimpin dari semua lapisan dapat rukun dan bersatu dalam menghadapi tantangan global.

“Kuncinya adalah kalau semua unsur pemimpin dari semua lapisan bisa rukun bersatu. Tidak berarti kita tidak beda pendapat, tapi di ujungnya kita tidak boleh bermusuhan. Saya tidak pernah mau terpancing untuk membenci,” tambahnya.

Terowongan Silaturahim


Di hari yang sama, Presiden meresmikan Terowongan Silaturahim, sebuah proyek yang menghubungkan rumah ibadah dua agama di Jakarta yaitu Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.Terowongan dengan panjang 34 meter dan kedalaman 6 meter tersebut difungsikan untuk mendukung mobilisasi jemaah dari Masjid Istiqlal menuju Gereja Katedral maupun sebaliknya. 

Proyek yang dibangun tahun 2020 hingga 2021 dengan nilai investasi sebesar Rp39 miliar ini dirancang dengan aksesibilitas yang memadai untuk semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Presiden pun mengapresiasi pembangunan terowongan ini dan mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama.

“Selamat, terima kasih. Mari kita teruskan, jaga kerukunan, jaga kemesraan di antara kita. Tidak ada yang lebih penting daripada kerukunan, perdamaian. Hanya dengan perdamaian, kita bisa meraih kesejahteraan. Hanya dengan perdamaian, kita akan menjadi negara adil dan makmur,” kata Presiden.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo mengatakan bahwa terowongan tersebut menjadi simbol kerukunan antarumat beragama dan menjadikan Indonesia memiliki ciri khas yang unik.

“Suatu bangsa yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda kelompok etnis, berbeda ras, berbeda bahasa daerah, berbeda adat istiadat tapi bisa bersatu, bisa rukun karena memiliki cita-cita yang sama, yaitu meraih suatu masa depan yang bisa memberi kebahagiaan untuk seluruh rakyat Indonesia,” tandasnya.(Yudhi Hartomo/BPMI Setpres)