Presiden Prabowo : Pejabat Bandel Tak Mau Bersih, Akan Ditindak

Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan kepada awak media usai menghadiri peringatan Hari Lahir ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta.(Foto: BPMI Setpres/Cahyo)

RUMAHJURNALIS.COM - Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan tekadnya untuk membangun pemerintahan yang bersih, bebas dari penyelewengan dan hanya bekerja untuk kepentingan rakyat. Untuk itu, dirinya tak akan ragu untuk "bersih-bersih" pejabat atau aparat yang bandel.

Penegasan tersebut disampaikan dalam pidatonya, saat menghadiri Peringatan Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU), Pembukaan Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, di Istora Senayan, Rabu (5/2/2025) malam.

Dalam puncak peringatan harlah NU kali ini hadir pula Wapres Gibran Rakabuming Raka, Wapres ke-13 RI, KH. Ma'ruf Amin serta jajaran menteri Kabinet Merah Putih dan para kepala lembaga negara.

Dikutip dari saluran youtube Sekretariat Presiden, Prabowo menyatakan, NU punya peran besar dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Pasca kemerdekaan, NU pun tetap mengambil peran penting dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Berada di tengah-tengah saudara-saudara sekalian merupakan kehormatan. Saya seperti mendapatkan energi baru, semakin menguatkan tekad untuk tidak mengecewakan rakyat Indonesia," ucapnya.

Prabowo mengungkapkan bahwa pihaknya terus mengajak seluruh jajaran lembaga negara dan pemerintahan untuk berani mengoreksi diri demi membangun pemerintahan yang sesuai dengan tuntutan rakyat. Dirinya tidak akan segan mengambil tindakan kepada siapapun yang tak mau memenuhi tuntutan tersebut.

"100 hari pertama kami akan baik, dalam arti kami harap ada kesadaran. Saya pernah menyampaikan, seluruh aparat, seluruh institusi, bersihkan dirimu sebelum kau dibersihkan. Saya sudah beri peringatan berkali-kali. Sekarang siapa yang bandel, siapa yang ndableg, siapa yang tidak mau ikut aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat dengan pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak," ujarnya.

"Dan saya ingatkan kepada semua aparat, kesetiaanmu adalah kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Kalau kau tidak setia, kalau kau menghalangi kebijakan-kebijakan untuk rakyat, saya akan tindak saudara-saudara sekalian,"tandas Presiden dengan lugas. (Yudhi Hartomo)