Polisi Selidiki Dugaan Kekerasan terhadap Pekerja di Studio Animasi Brandoville

RUMAHJURNALIS.COM – Kepolisian saat ini tengah menyelidiki tuduhan kekerasan terhadap pekerja yang dilakukan oleh Brandoville Studios, sebuah perusahaan animasi yang terlibat dalam produksi video game ternama. Tuduhan ini mencuat setelah mantan karyawan perusahaan tersebut membagikan pengalaman mereka di media sosial mengenai pelecehan, ancaman, dan manipulasi yang diduga dilakukan oleh pemilik perusahaan.

Brandoville Studios, yang pernah terlibat dalam produksi game AAA terkenal seperti Final Fantasy VII Rebirth, The Last of Us Part 1, Spider-Man: Miles Morales, Uncharted, dan NBA 2K17, dilaporkan telah mempekerjakan sekitar 80 karyawan. Perusahaan ini memiliki cabang di Hong Kong dan dimiliki oleh pasangan suami-istri asal Tiongkok, Ken Lai dan Cherry Lai.

Namun, pada bulan lalu, Brandoville Studios mengumumkan penutupan perusahaannya melalui halaman Facebook mereka.

Penyelidikan polisi dimulai setelah adanya klaim viral dari beberapa mantan karyawan di media sosial mengenai jam kerja yang berlebihan, pelecehan verbal dan fisik, serta ancaman dan manipulasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Salah satu mantan karyawan dengan inisial CS mengungkapkan di platform X (sebelumnya Twitter) bahwa ia mengalami keguguran akibat perlakuan buruk yang diterimanya. Setelah kehilangan janinnya, CS mengklaim bahwa Cherry Lai justru memarahinya karena tidak masuk kerja.

Dalam wawancara dengan media investigasi Tempo, CS juga menceritakan bahwa Cherry Lai memaksanya melakukan hukuman fisik dan bahkan mulai melakukan kekerasan fisik langsung terhadapnya. "Suatu kali, dia menghukum saya dengan memerintahkan saya berlari naik turun tangga lima lantai dalam waktu yang ditentukan, dan setiap kali saya melewati batas waktu, saya harus mengulang. Malam itu, saya berlari 45 kali," ungkap CS pada Minggu (15/9/20240).

CS, yang kini berusia 27 tahun, mengklaim bahwa ia harus bekerja hingga 20 jam sehari dan selalu diawasi serta dibatasi dalam pergerakannya. Ia bahkan dipaksa menyewa kamar dekat kantor dari Januari 2022 hingga Oktober 2023. "Ternyata itu karena dia ingin bisa menghubungi saya kapan saja selama 24 jam dalam seminggu untuk berjaga di kantor dan menjauhkan saya dari keluarga saya," ujarnya.

CS juga mengungkapkan bahwa akibat jam kerja yang berlebihan, ia mengalami kekurangan vitamin D, tergantung pada suplemen, serta mengalami gangguan pencernaan dan metabolisme akibat kurang tidur. Selain itu, Cherry Lai dilaporkan mulai melakukan kekerasan fisik pada Juni 2024 ketika ia marah karena hasil karya seni CS. Setelah membuat laporan polisi pada 5 September, CS menceritakan bahwa ia mengalami pelecehan fisik dan verbal yang terus meningkat.

Tak hanya CS, Tempo juga melaporkan insiden lain di mana Cherry Lai diduga memerintahkan seorang karyawan untuk memukul rekan kerjanya sebagai bentuk hukuman atas kesalahan yang dilakukan.

Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan kekerasan dan eksploitasi di perusahaan tersebut. Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat, Muhammad Firdaus, menambahkan bahwa pihak berwenang saat ini sedang mencari korban yang bersedia memberikan kesaksian dan melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.

Kantor Brandoville Studios dilaporkan telah ditutup sejak Juli 2024, dan bangunannya di daerah Menteng, Jakarta Pusat kini kosong. Pada bulan yang sama, saksi mata melaporkan bahwa tiga pekerja domestik, dua pria, dan satu wanita, terlihat meninggalkan kantor tersebut.

Meskipun Brandoville Studios telah mengumumkan penutupannya pada 17 Agustus melalui Facebook, pasangan Ken dan Cherry Lai dikabarkan telah membuka bisnis baru dengan nama berbeda.(Yudhi Hartomo)