Pemkab Sragen Bangun 43 Sumur di Wilayah Langganan Kekeringan

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mencoba kualitas air dari sumur yang dibuat di Kecamatan Gesi (rumahjurnalis.com/raffi arkana)


SRAGEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen terus berupaya menyediakan air bersih untuk wilayah rawan kekeringan. Sampai saat ini tercatat sudah 43 sumur dibangun dengan memanfaatkan berbagai sumber dana. 

Sebenarnya, hasil evaluasi yang dilakukan efektivitas dari sumur dalam hanya 70 persen. Tapi itu satu-satunya cara untuk penyediaan air bersih selain dropping, mengingat untuk membangun jaringan PDAM dibutuhkan investasi yang sangat besar di wilayah kekeringan.

"Hari ini 5 titik sumur baru diresmikan, bantuan dari BAZNAS, PT Glory dan Korpri. Permintaan sumur terus berdatangan dari wilayah langganan kekeringan, terutama di wilayah Sragen Utara seperti Kecamatan Gesi, Tangen, Jenar," ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai meresmikan pembangunan sumur baru di Dukuh Gentong RT 3, Desa Macan Mati, Kecamatan Gesi, Sragen, Jumat (18/10/2024).

IMG-20241018-WA0018.jpg 1.1 MB

Peresmian sumur kali ini berlangsung di lima lokasi. Meliputi Desa Macan Mati dua titik yakni di Dukuh Gentong dan Dukuh Kopen. Kemudian di Desa Denanyar juga dua titik meliputi Dukuh Pule RT 16 dan Dukuh Pule RT 17 Kecamatan Tangen. Sementara satu unit lainnya di Dukuh Plosoombo RT 09 Desa Banyurip, Kecamatan Jenar. "Sebenarnya lebih pada tantangannya setelah selesai dibangunkan sumur bagaimana kelanjutannya. Warga harus ikut merawat agar sumur tetap aktif," jelas Yuni.

Yuni mengakui, hasil evaluasi efektivitas sumur yang dibangun tahun lalu sebenarnya hanya 70 persen. Sedangkan sisanya harus dioptimalkan lagi. "Seperti tahun lalu kita juga sudah membangun sumur kondisinya 70 persen bagus masih bisa running baik. Dan yang 30 persen itu harus dioptimalkan lagi karena kadangkala debit kurang," tandasnya.

Debit yang kurang baik ini salah satu faktornya adalah perawatan yang kurang baik. Imbauan kepada masyarakat kalau sudah mendapat bantuan untuk dipelihara dan dibicarakan dengan masyarakat agar tidak terjadi chaos.

Direktur PDAM Sragen, Hanindya Heru Prayitno, mengatakan anggaran pembangunan sumur itu sama setiap unit Rp 35 juta, dengan tingkat kedalaman 60 meter. Satu paket terdiri atas sumur pengeboran, pompa, listrik PLN, torn, dan fondasi. 

Pembangunan sumur tahun ini ada penambahan instrumen berupa otomatis pompa. Ini berdasarkan evaluasi yang dilakukan dari pembangunan sebelumnya. "Ada penambahan instrumen otomatis agar pompa tidak rusak seperti tahun lalu," jelas Hanindya saat mendampingi bupati.

Diakui Hanindya, di kawasan yang dibangun sumur dalam belum terdapat jaringan PDAM. Salah satunya karena investasi untuk jaringan perpipaan cukup besar. "Belum masuk jaringan PDAM, ada rencana perkembangan ke sini tapi memang butuh investasi dan perhitungan jaringan dan pengolahan," ucapnya. (Raffi Arkana)