Panjat Debog Gantung, Lomba 17an Unik ala Warga Wonorejo
KARANGANYAR - "Idaken ndhase...wis gak popo...kapan meneh ngidak ndhase tanggane...mumpung ning kene! (Injak aja kepalanya...udah, nggak apa-apa...kapan lagi bisa menginjak kepalanya tetangga sendiri...mumpung di sini!)," komentar-komentar menggelitik dari Paiman dan Ketua RT Sugiyo yang menjadi komentator pertandingan menimpali riuhnya sorakan para penonton pada Minggu pagi (11/8/2024).
Di tengah-tengah mereka, 1 tim peserta lomba yang terdiri dari dua orang berjibaku dengan air lumpur dan sabun cair untuk memanjat sebatang pohon pisang.
Batang pohon pisang atau debog tersebut digantungkan pada bambu yang dirangkai dengan 6 penyangga kokoh. Pada puncak gantungan disediakan 10 amplop terbungkus plastik sebagai hadiahnya.
Terik panas yang pagi itu cukup menyengat bukan halangan bagi 10 tim yang bergantian memanjat debog. Lawan mereka adalah licinnya batang pohon yang menguras napas dan tenaga.
Berbagai macam cara dan strategi dicoba. Ada yang menyangga teman setimnya dengan dorongan tangan, gagal karena debog ikut berayun terdorong. Ada yang memiringkan batang pisang agar memanjatnya tak terlalu vertikal, gagal juga melawan licin.
Sebelum lomba dimulai, panitia memang melumuri debog dengan sabun cair. Sementara di bagian dasar, disiapkan sebidang kubangan air. Alhasil, kaki basah peserta lomba pun bertemu sabun pada debog.
"Iringno, ra popo...wis iringno sakisohmu...mbok kiro dadi gampang...hayoo...(Miringkan aja, ngga apa-apa..miringkan aja sesukamu...kamu kira jadi gampang...hayoo),"celetukan komentator tak henti memeriahkan suasana.
Setelah berusaha beberapa kali, salah satu tim yang beranggotakan Parwanto dan Tri Wahono akhirnya berhasil jadi yang pertama menaklukkan panjat debog. Memakai strategi cerdik, Tri Wahono yang menjadi tumpuan ikut melompat dan memanjat debog sekuatnya sehingga Purwanto yang berada di atas bisa mendapatkan pijakan lebih tinggi untuk beringsut ke puncak. Semakin siang, tim-tim lain pun menyusul berhasil mencapai punjak.
Penasihat Karang Taruna Setya Bhakti yang juga salah satu penggagas lomba, Paiman mengatakan panjat debog rutin diadakan warga RT 1 RW 13 Wonorejo, Alastuwo, Kebakkramat setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI.
"Lomba-lomba 17-an sudah berlangsung sejak awal Agustus kemarin, ini jadi lomba puncaknya karena paling unik dan seru. Kebetulan di desa kami ada tanah waqaf yang masih kosong, kita manfaatkan untuk kegiatan bersama agar kekerabatan warga makin erat," tuturnya.
Hadiah berupa 10 amplop di puncak panjat debog nilai nominalnya total Rp 1 juta. Menurut Paiman, jika dilihat jumlahnya memang tidak besar namun bagi warga, unsur kemeriahan dan kebersamaanya yang utama. Semangat kebersamaan juga ditunjukkan dengan memberi kesempatan semua tim untuk mencoba sampai berhasil. Yang sudah dapat hadiah tinggal menonton, yang masih gagal dipersilakan mencoba terus sambil disemangati.
Kemeriahan perayaan HUT RI ke-79 di Wonorejo ini nantinya akan ditutup dengan malam tirakatan yang akan diadakan di lokasi yang sama. Rencananya di sepanjang jalan dusun menuju lokasi tirakatan akan dipasangi ratusan thintir atau lampu minyak dari botol-botol bekas.(Yudhi Hartomo)