Masih Pakai Alasan ini untuk Nggak Berolahraga? Segera Move On, deh!

BUKAN OLAHRAGA : Pekerjaan rumah tangga, meski melelahkan tidak sama manfaatnya dengan berolahraga.(Foto : freepik)

RUMAHJURNALIS - Beraktivitas fisik ternyata tidak bisa disamakan dengan olahraga. Olahraga memang membutuhkan aktivitas fisik, tapi punya tujuan dan cara yang berbeda. Sering melakukan kesibukan rumah tangga atau tuntutan pekerjaan yang butuh aktivitas fisik biasanya kerap dijadikan alasan untuk menghindar dari olahraga. Secara salah kaprah, melakukan kegiatan yang butuh tenaga, bahkan sampai berkeringat dan capek seperti bersih-bersih, mencuci, mengepel, menyapu halaman, dianggap sudah sama dengan berolahraga.

Benar sih, kegiatan sehari-hari yang melibatkan aktivitas fisik memang akan membuat tubuh sering bergerak dan keringetan.Hal ini tentu jauh lebih baik dibandingkan dengan orang yang banyak duduk atau rebahan selama berjam-jam. Sayangnya, dari kacamata medis, aktivitas fisik keseharian tidak cukup untuk mencapai kebutuhan kebugaran tubuh yang optimal.

Dikutip dari laman PennState College of Medicine, olahraga atau exercise adalah aktivitas fisik yang terencana, berulang, terstruktur dan punya target tertentu misalnya untuk meningkatkan kebugaran, melatih kekuatan, mengurangi berat badan atau mendapatkan manfaat kesehatan lainnya. 

Olahraga setidaknya memiliki 3 manfaat penting yakni :

  • Mengurangi risiko serangan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, kanker usus dan kanker prostat. 
  • Menurunkan risiko penyakit kronis seperti ganguan jantung, stroke, hipertensi, diabetes dan osteoporosis.
  • Meningkatkan kebugaran tubuh yang meliputi ketahanan jantung dan paru, ketahanan otot, kekutan otot dan fleksibilitas.


Perbedaan utama olahraga dari aktivitas fisik keseharian bisa dilihat dari ada tidaknya sejumlah komponen ini, sebagaimana dilansir movementum.co.uk :

Kardio:  
Disebut juga aerobik, yakni meningkatnya detak jantung, memacu fungsi kerja jantung, paru-paru dan sistem peredaran darah.

Kekuatan (strength):
Meningkatnya kemampuan otot mengerahkan tenaga maksimal untuk menahan atau mengangkat beban tertentu.Olah kekuatan ini bertujuan meningkatkan kekuatan tulang, meningkatkan massa dan kemampuan otot.

Mobilitas:
Meningkatnya kemampuan persendian untuk bergerak aktif dan terkontrol dengan baik dalam serangkaian gerakan

Intensitas:
Membutuhkan sejumlah energi yang diklasifikasikan sesuai tingkat aktivitas olahraganya. Level intensitas ini bisa terlihat dari peningkatan detak jantung dan pernapasan.

Keseimbangan:
Melibatkan kekuatan dan koordinasi tubuh untuk meningkatkan kemampuan kontrol gerak dan menyeimbangkan posisi tubuh.Keseimbangan tubuh yang baik akan mengurangi resiko cidera, mencegah jatuh dan meningkatkan kemampuan mengatur posisi jika terpaksa jatuh.

Nah, untuk mencapai komponen-komponen ini meski sudah kerap beraktivitas fisik, disarankan untuk tetap menyisihkan waktu berolahraga minimal 30 menit sebanyak 3-5 kali seminggu. Jika perlu, paksa diri untuk melakukannya dengan rutin. Olahraga rutin juga akan memicu tubuh memroduksi hormon endorfin dan serotonin. Endorfin berfungsi mengurangi persepsi rasa sakit dan memicu perasaan positif, sedangkan serotonin juga berperan dalam mengelola suasana hati. Jadi jangan kuatir merasa kelelahan atau kekurangan semangat melakukan sesuatu setelah berolahraga, justru sebaliknya, olahraga (dalam porsi normal) membuat seseorang merasa berenergi, bersemangat dan lebih bahagia.

Ini berarti meski kita membersihkan seluruh bagian rumah seharian misalnya, manfaatnya tidak akan bisa menyamai olahraga!(Wawan Irawan)