Living Healthy is Living Happy Bersama Dokter Reisa Broto : Waspadai Risiko Cacar Api
RUMAHJURNALIS.COM - Masyarakat Indonesia mesti berhati-hati dengan virus Cacar Api yang dapat menyerang individu yang sebelumnya pernah menderita Cacar Air. Lebih dari 90% orang dewasa berusia di atas 50 tahun pernah menderita Cacar Air dan memiliki Virus Varicella Zoster (VZV) yang dorman di sistem saraf dan menunggu untuk tereaktivasi kembali.
Pembahasan ini muncul dalam talkshow Living Healthy is Living Happy dari Hapsari PR dan PT Glaxo Smith Kline (GSK) Indonesia yang diadakan di The Sunan Hotel Solo, Kamis (14/11/2024) sore.
Menghadirkan praktisi kesehatan dr. Reisa Broto Asmoro, dan dermatologist di RS Moewardi Solo Dr. Prasetyadi Mawardi, dr. Sp.KK(K).
Dr. Prasetyadi menjelaskan, reaktivasi VZV dapat dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko seperti sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat bertambahnya usia atau memiliki penyakit tertentu. Diperkirakan, 1 dari 3 individu berisiko mengalami Cacar Api selama hidup mereka.
“Cacar Api menyebabkan ruam melepuh yang sangat menyakitkan, ruam dapat mengering dalam waktu 10-15 hari dan hilang dalam waktu 2 sampai 4 minggu. Ruam Cacar Api umumnya muncul di satu sisi tubuh atau wajah. Sebelum ruam muncul, pasien akan merasakan nyeri, gatal, kesemutan atau mati rasa di area ruam akan bermunculan,” kata Dr. Pras.
Selain ruam, lanjut Dr. Pras, Cacar Api juga dapat menyebabkan komplikasi berat. Komplikasi yang sering terjadi adalah Neuralgia Paska Herpes (NPH) yang merupakan nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau kadang dapat bertahan selama beberapa tahun. Komplikasi ini terjadi pada 5-30% dari semua kasus Cacar Api tergantung pada usia individu.
“Rasa sakit Cacar Api sering digambarkan oleh pasien seperti rasa sakit yang mendalam, membakar, menusuk, atau nyeri. Bahkan, banyak pasien juga melaporkan bahwa rasa sakitnya bisa melebihi rasa nyeri persalinan,” ungkap Dr. Pras.
Selain NPH, Cacar Api juga bisa menyebabkan kehilangan penglihatan apabila terjadi di sekitar area mata, ruam dapat terinfeksi dengan bakteri dan pada kasus yang jarang ditemukan juga dapat menyebabkan infeksi paru (pneumonia), gangguan pendengaran, peradangan otak (encephalitis), dan kematian.
“Yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Setiap orang harus promotif ya, kita kan tidak selalu mengobati yang penting adalah tindakan promotif dan defentif. Salah satu penyakit yang dapat dicegah dan daya ungkitnya besar itu adalah herpes zoster. Herpes Zoster bisa kita cegah dengan vaksinasi ini. Dan kebetulan ini adalah vaksin yang berkemungkinan jadi relatif aman efek sampingnya relatif ringan dan tidak memiliki kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan, itu yang utama,” tuturnya.
Selain itu, Cacar Api dan komplikasinya telah terbukti berdampak buruk pada kualitas hidup dan kehidupan sehari-hari. Beberapa pasien, terutama pasien yang berusia lebih tua, kehilangan
kemandirian mereka dan membutuhkan bantuan dari keluarga atau pengasuh. Aktivitas pasien yang paling terpengaruh adalah tidur dan aktivitas sosial.
Risiko Herpes Zoster meningkat dengan usia karena Penurunan Kekebalan Terkait Usia (ARDI)15 dimana peningkatan dimulai sejak usia 50 tahun.
“Penting bagi masyarakat untuk terus tingkatkan kesadaran dan juga edukasi mereka terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Apalagi di Indonesia itu komorbiditas pada orang dewasa sudah banyak sekali dan hal ini kan meningkatkan risiko mereka untuk terkena penyakit menular atau infeksi yang bisa berdampak negatif terhadap kualitas hidup mereka. Kalau bisa dicegah dengan vaksinasi, kenapa tidak?” tandasnya.
Reisa Broto Asmoro, selaku Influencer menambahkan, kesehatan orang tua merupakan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan.
“Selain menjaga pola hidup yang sehat, saya juga rutin mengajak orang tua saya untuk melakukan vaksinasi sesuai jadwal yang telah direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Dewasa sebagai bentuk pencegahan primer terhadap pernyakit menular seperti Cacar Api, Influenza dan Pneumonia. Saya memahami manfaat dari vaksinasi terhadap kualitas hidup orang yang saya sayangi,” ungkapnya.
Dokter Reisa menyampaikan, penting bagi masyarakat untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai imunisasi yang diperlukan oleh orang dewasa sebagai upaya pencegahan penyakit.
“Vaksinasi dapat mengurangi risiko beban penyakit yang dapat dialami oleh pasien karena vaksinasi dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis yang berpotensi berbiaya mahal,” ujarnya. (Nana Riyadi)