Keluarga Santri Korban Penganiayaan Tunjuk Tim Hotman Paris Tangani Kasusnya

KUASA HUKUM : Orangtua santri korban kekerasan didampingi beberapa delegasi Hotman 911 Jakarta, saat jumpa pers di Almamater Coffee, Jebres.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)


SOLO - Keluarga santri yang tewas karena dugaan kekerasan di Ponpes Az-Zayidiyy Sukoharjo oleh seniornya menunjuk Tim Hotman 911 Jakarta untuk menangani kasus tersebut.

Delegasi Hotman 911, Thomas SH mengatakan, penyerahan penanganan kasus ini terhitung mulai 19 September 2024. 

Setelah mendapat penunjukan dari pihak keluarga korban, Thomas menegaskan timnya akan mendalami perkara yang terjadi.

"Kita akan mendalami perkara seperti apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa yang menyebabkan anak klien kami meninggal dunia," kata Thomas SH didampingi beberapa delegasi Hotman 911 Jakarta, saat jumpa pers di Almamater Coffee, Jebres, Solo, Senin (23/9/2024) sore

Thomas mengungkapkan saat ini pihak Polres Sukoharjo terus menindaklanjuti laporan tersebut.

"Dari laporan itu akhirnya Alhamdulillah juga sudah ditindaklanjuti oleh Polres Sukoharjo. Dengan sudah ada penetapan tersangka dan penahanan terhadap satu pelaku," ujar Thomas.

Thomas mengungkapkan keluarga korban ingin kasus ini menemukan titik terang. 

"Keluarga korban ingin kasus ini dibuka secara jelas peristiwa hukumnya. Karena dari pihak keluarga korban sendiri sampai sekarang juga belum menerima terkait pemberitahuan adanya rekonstruksi dari peristiwa hukum ini. Dari keluarga korban mengharapkan adanya keterbukaan, kejelasan sehingga pelaku yang menyebabkan anak korban meninggal bisa bertanggung jawab secara hukum pidana dan sanksi sosial," tegasnya.

Thomas menuturkan hingga hari ini pihak keluarga korban belum menerima hasil autopsi alm. Abdul Karim.

"Kami juga akan mengkomunikasikan itu dengan kepolisian untuk kami juga mengetahui sampai sejauh mana sih hasil yang dilakukan kepolisian terhadap perbuatan dari pihak pelaku ini. Apakah korban menerima adanya kekerasan dengan benda tumpul atau benda lainnya atau hanya dengan pukulan tangan kosong," bebernya.

Ayah korban, Wibowo didampingi istrinya dengan terbata-bata dan menahan tangis, menuturkan harapannya.

"Harapan kami pelaku mendapatkan hukuman yang seberat-berat. Semoga semua yang terkait yang terlibat mau membantu membuka kasus ini tanpa harus menutup-nutupi. Semoga kami diberikan kekuatan atas apa yang terjadi. Kami mohon banyak pihak dapat mengawal kejadian ini hingga tuntas. Sehingga anak kami mendapat kepastian hukum serta vonis yang seberat-beratnya bagi pelaku," pungkas Wibowo. (Nana Riyadi)