Ikut Haul Habib Ali, Teguh Prakosa-Bambang Nugroho Dorong Religious Tourism
SOLO - Pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 1, Teguh Prakosa dan Bambang ‘Gage’ Nugroho, menghadiri Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di Masjid Masjid Riyadh, Solo, Rabu (23/10/2024).
Selain mengikuti rangkaian acara haul, Teguh dan Bambang juga memantau langsung pelaksanaan agenda rutin yang masuk dalam Kalender Event Kota Solo tersebut.
Teguh menjelaskan, ia dan Bambang Gage sudah berdiskusi dengan Habib Hasan Bin Muhammad Anis bin Alwi Al Habsyi, Habib Jamal Bin Abdul Qodir Assegaf, Habib Novel bin Muhammad Alaydrus dan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, sebelum mengikuti haul. Diskusi itu membahas optimalisasi Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di kawasan Masjid Riyadh.
"Jadi di samping mengikuti Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, kami juga mengamati bagaimana memperbaiki manajemen dan maintenance penataannya. Ini perlu dilakukan supaya orang keluar masuk ada jalannya, memisahkan mana yang datang berdoa dan mana yang datang berjualan,” jelas Teguh usai mengikuti haul.
Mantan Wakil Wali Kota ini berpendapat bahwa Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi sangat berpeluang dikembangkan menjadi religious tourism dan berpotensi mendatangkan banyak wisatawan.
“Dampak ekonominya sungguh luar biasa. Kita memang belum pernah survei secara detail. Kami berharap Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo mulai melakukannya tahun depan,” jelas Teguh.
Dampaknya, masyarakat dan Pemkot Solo akan diuntungkan dari kegiatan itu.
Sebab selain banyaknya tamu dari luar kota yang mengikuti Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, pedagang di lokasi haul pun tidak semuanya warga Solo.
“Yang jelas kehadiran kami, tidak hanya khusyuk untuk mengikuti haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. Namun kami juga melihat dari dekat apa yang terjadi di sana,” imbuhnya.
Teguh juga berkeinginan agar Pemkot Solo bisa memberikan dana stimulan penyelenggaraan lebih besar, mulai tahun depan. Sebab kegiatan ini disebutnya berbiaya tinggi, karena panitia juga harus menyuguhkan santapan bagi para tamu yang dimasak di Masjid Riyadh.
“Harapan kami tahun depan, harus bisa memberikan stimulus yang lebih. Pasalnya di tahun ini hanya bisa memberikan Rp 100 juta, yang habis untuk makan dan minum saja.”
Terkait ide penataan kawasan Masjid Riyadh selama haul, Teguh agar berharap masyarakat aktif dan kreatif.
“Ini pelan-pelan. Harapannya ke depan yang bisa mendekati Masjid Riyadh adalah masyarakat yang ingin hadir di sana untuk mengikuti Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. Bukan pedagangnya,” jelas dia.
Karena itu, menurut Teguh, lokasi pedagang dadakan selama haul perlu ditata ulang. Misalnya lebih mundur ke sisi utara. Sebab saat ini lapak pedagang yang cukup besar cenderung menghabiskan tempat duduk yang semestinya bisa digunakan tamu haul.
“Jadi citywalk-nya dipakai jualan, lalu jalanannya dipasangi tikar dan digunakan masyarakat untuk mendengarkan khotbah pengajian. Di pinggir jalan itu juga digunakan jualan dengan luasan hampir 2,5 meter. Ke depan harus dibuat zonasi agar pedagang lebih tertata,” beber Teguh.
Terakhir, Teguh juga menyoroti pengunjung yang meninggalkan sampah usai mengikuti haul. Perilaku itu membuat lokasi haul menjadi kotor.
“Yang jelas ini juga akan kita tata, agar tahun depan jauh lebih baik,” pungkas Teguh. (Nana Riyadi)