Gerakan Sedekah Sampah, Solo Jadi Kota Percontohan Pengelolaan Sampah

TIMBANG SAMPAH : Walikota Solo Teguh Prakosa melakukan sedekah sampah secara simbolis saat sosialisasi di Balaikota Solo.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)

RUMAHJURNALIS.COM – Kota Solo menjadi tuan rumah acara sosialisasi bertajuk "Sedekah Sampah, Berkah untuk Lingkungan: Wujudkan Ekonomi Sirkular dari Solo" yang berlangsung di Pendapi Gede Balai Kota Solo pada Minggu (22/12/2024). Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah dari rumah serta mengajak warga Solo untuk berpartisipasi dalam gerakan Sedekah Sampah.

Indonesia, sebagai salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data Jambeck (2015) dan Meijer (2021), peningkatan populasi dan kebutuhan ekonomi berkontribusi pada tingginya volume sampah yang berakhir mengotori laut. Untuk itu, pemerintah telah menetapkan target pengurangan sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025 melalui Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018.

Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI), yang diluncurkan sejak 2021, menjadi salah satu langkah konkret dalam menjawab tantangan tersebut. GRADASI memadukan pendekatan agama, sosial, dan lingkungan, mengajak masyarakat untuk menyedekahkan sampah bernilai ekonomi ke rumah ibadah, sekolah, atau bank sampah.


STAN PRODUK KREASI SAMPAH : Walikota Solo Teguh Prakosa mengunjungi stan-stan yang menampilkan produk kreatif yang diolah dari bahan sampah di komplek Balaikota Solo.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)
Koordinator Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), Ahmad Bahri Rambe, mengungkapkan bahwa Solo dipilih sebagai salah satu dari lima kota percontohan dalam proyek pengelolaan sampah bersama Uni Emirat Arab. 

“Kota Solo memiliki komitmen tinggi terhadap kebersihan dan lingkungan. Melalui GRADASI, kita ingin mendorong masyarakat agar bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan, sekaligus menjadikan sampah sebagai bagian dari ekonomi sirkular,” ujar Bahri.

Acara ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Solo untuk mengambil peran dalam menciptakan lingkungan bersih.

Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan, Rofi Alhanif, menambahkan bahwa pendekatan ekonomi sirkular bertujuan untuk meminimalkan sampah melalui upaya pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. 

“GRADASI tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga memperkuat nilai ibadah melalui sedekah sampah yang masih bernilai,” jelasnya.

SOLO JADI KOTA PERCONTOHAN : Gerakan Sedekah Sampah Indonesia di Solo akan dijadikan kota percontohan dalam pengelolaan sampah.(Nana Riyadi/rumahjurnalis)

Kegiatan ini mendukung tujuan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan GRADASI, diharapkan nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan dapat bersinergi, menjadikan Solo lebih bersih dan hijau.

Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan acara ini. 

“Kami berkomitmen mendukung perubahan paradigma masyarakat terkait pengelolaan sampah. Harapannya, Solo dapat menjadi kota percontohan dalam pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan,” tutupnya. (Nana Riyadi)

Editor : Yudhi Hartomo