Peristiwa • 12 Nov 24

Diterjang Banjir, Proyek Jembatan Bengawan Solo Melengkung Nyaris Runtuh

Proyek jembatan Bengawan Solo di Sragen melengkung, akibat perancah penahan bentangan baja diterjang banjir (rumahjurnalis.com/raffi arkana)

RUMAHJURNALIS.COM - Proyek pembangunan jembatan penghubung di atas aliran Sungai Bengawan Solo di Masaran Sragen, dihantam banjir dan nyaris putus, Selasa (12/11/2024). Jembatan penghubung Desa Pilang Kecamatan Masaran dan Desa Gedongan Kecamatan Plupuh ini baru setengah jalan pengerjaannya.

Kondisi bentangan jembatan baja yang masih dirangkai, kini melengkung akibat dihantam banjir aliran Bengawan Solo. Proyek jembatan senilai Rp 14,9 Miliar ini terancam molor dari jadwal. "Hujan lebat yang terjadi Senin (11/11) malam mengakibatkan arus sungai meluap dan menerjang perancah penahan bentangan jembatan," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Albert Pramono Soesanto.

Menurut Albert, jika nanti air sudah surut, pengerjaan proyek akan kembali dilanjutkan dan dikebut. Dirinya menolak memasukkan musibah itu sebagai bencana alam. Karena kontraktor seharusnya sudah memperhitungkan resiko menggarap proyek di atas aliran sungai. "Itu resiko menggarap proyek jembatan, saya tidak memasukkan dalam situasi forced major (keadaan di luar kendali manusia akibat bencana alam),” tuturnya.

IMG-20241112-WA0008.jpg 1.16 MB

Albert menjelaskan, musibah ini sebenarnya sudah kali kedua terjadi. Sebelumnya saat memulai pekerjaan mendirikan pilar jembatan pada Februari 2024 lalu sempat roboh, disapu arus sungai. Sehingga pihak kontraktor pastinya sudah berhitung resiko yang sewaktu-waktu terjadi saat proses pengerjaan masih berlangsung.

Kabid Bina Marga DPU Sragen, Aribowo Sulistyono selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek jembatan itu mengaku sudah mengecek di lokasi bersama tim dan kontraktor pelaksana. "Ini masih menunggu aliran Bengawan Solo surut dulu untuk selanjutnya menentukan langkah berikut," tandasnya.

Aribowo menambahkan, pekan depan proyek itu sebenarnya dijadwalkan sudah selesai 80 persen. Tapi pihak DPU sudah mewanti-wanti agar proyek bisa diselesaikan tepat waktu atau sebelum akhir tahun. Jika tidak selesai, tentunya akan diberlakukan sanksi denda keterlambatan penyelesaian proyek. (Raffi Arkana)


Kategori