Di Sragen, Industri Kreatif dan Kerajinan Dibuatkan Gedung Megah

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati melakukan sidak dan melihat aktivitas Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan Sragen (rumahjurnalis.com/raffi arkana)


RUMAHJURNALIS.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen membangun Gedung Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan dengan dana Rp 10,8 Miliar. Bangunan megah yang terletak di sekitar kompleks Pasar Nglangon Sragen ini diharapkan bisa menjadi pusat industri kreatif dan kerajinan. 

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati melakukan inspeksi mendadak (sidak) proyek pembangunan gedungnya untuk melihat progres, Kamis (30/10/2024). Bupati menginginkan sentra industri kreatif dan kerajinan ini nantinya menjadi creative hub, yakni pusat kreativitas yang berfungsi sebagai wadah untuk kegiatan pelaku industri kreatif di Sragen.

Anggaran senilai Rp10,8 miliar itu diwujudkan dalam dua gedung, yaitu gedung pameran dan gedung workshop yang terletak di belakang Pusat Batik Sukowati (PBS) Sragen. Di lokasi itu juga terdapat panggung yang didesain khusus untuk pentas seni dan pentas budaya lainnya.

Bupati Sragen, Yuni Sukowati meninjau pembangunan gedung sentra industri kreatif (rumahjurnalis.com/raffi arkana)

Saat Bupati datang ke lokasi, bersamaan dengan adanya 54 pelaku industri kreatif bersama 20 anggota Sragen Creative Forum (SCF) Sragen mengikuti tahap terakhir pendampingan dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Pendampingan itu dilakukan sampai kali kelima agar para pelaku industri kreatif di Sragen mampu menghasilkan produk kerajinan yang berkualitas.

“Saya ingin menjadikan Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan ini sebagai creative hub untuk menampung hasil kreativitas dan industri kreatif di Sragen. Jadi bukan sekadar menjadi etalase tetapi juga tempat untuk workshop yang menghasilkan produk. Hasil pendampingan dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Jogja ini bisa memberi nilai tambah bagi produk yang dihasilkan sehingga bisa meningkatkan nilai jual,” ujar Yuni, didampingi Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto.

Yuni meminta bangunan yang sudah disediakan Pemkab Sragen ini tidak mangkrak tetapi dapat berfungsi optimal. Yuni sengaja hadir dan berdialog dengan para pelaku industri kreatif untuk memberi pemahaman bahwa sentra industri kreatif dan kerajinan menjadi rumah produksi bersama dan bisa dimanfaatkan benar-benar supaya tidak mangkrak.

Dia melihat di PBS yang sudah berjalan ternyata pendapatannya hanya Rp 1 juta per hari. Jika PBS menjual batik tulis dan cap maka harganya tidak terkejar dan cenderung eksklusif. Dia akan mencoba untuk menghidupkan kembali PBS sebagai galeri batik yang dapat ditambah siapa pun. "Sragen sekarang menjadi daerah tujuan studi banding dari daerah-daerah lain. Monitoring center for prevention (MCP) Sragen berada di nomor satu se-Indonesia dan cashless sampai ke level desa itu menjadi nilai jual bagi Sragen. Ketika banyak tamu studi banding bisa menginap di Hotel Front One atau hotel lainnya dan bisa datang berbelanja ke creative hub ini,” harap Yuni.

Yuni menyampaikan selain gedung senilai Rp 10,8 miliar, juga ada peralatan produksi senilai Rp 3 miliar, seperti mesin produksi, alat pasak, alat ukir, gergair, alat border, alat cat, alat lukis, dan seterusnya. Dia mengakui alat multimedia belum bisa tersedia karena keterbatasan anggaran, padahal ruangnya sudah disiapkan. Dia melihat progress pembangunan di Sentra Industri Kreatif dan Kerajinan ini selalu positif.

“Progres hingga 28 Oktober 2024 lalu sudah 85% dan sudah plus 4%. Harapannya pembangunan selesai tepat waktu pada 27 November 2024 mendatang dan akan diresmikan di Desember 2024. Untuk meramaikan Creative Hub ini maka harus selalu ada kegiatan pada setiap hari, seperti pameran atau ekspo. Usulan rumah budaya juga lebih baik memanfaatkan lokasi ini sebagai rumah budaya,” tambah Kepala Diskumindag Sragen, Cosmas Edwi Yunanto. (Raffi Arkana)