Demo Kawal Putusan MK di Balaikota Solo, Mahasiswa Saling Dorong dengan Aparat

SALING DORONG : Pengunjuk rasa dan polisi terlibat saling dorong di pintu utara Balai Kota Solo.(Yudhi Hartomo/rumahjurnalis)

SOLO - Para mahasiswa yang berdemonstrasi di depan Balaikota Solo terlibat aksi saling dorong dengan para polisi. Sebelumnya sejumlah perwakilan mahasiswa menemui polisi yang berjaga untuk menyampaikan keinginan mereka masuk ke depan pendapa Balaikota dan memberikan pernyataan sikap. Para koordinator masing-masing elemen mahasiswa langsung ditemui oleh Wakapolresta Surakarta AKBP Catur Cahyono Wibowo, SIK.MH didampingi Kasat Samapta Polresta Surakarta Kompol Arfian Riski Dwi Wibowo dan melakukan negosiasi. 

NEGOSIASI PERTAMA : Perwakilan mahasiswa berdialog dengan Wakapolresta Solo AKBP Catur Cahyono Wibowo, SIK.MH saat meminta untuk bisa masuk ke dalam komplek Balai Kota Solo.(Yudhi Hartomo/rumahjurnalis)

Negosiasi pertama berjalan cukup alot. Polisi mengarahkan mahasiswa untuk memberikan pernyataan sikap di depan halaman Balai Kota Solo, namun mahasiswa menginginkan masuk lebih ke dalam. Karena belum menemukan titik temu, perwakilan mahasiswa kembali turun menemui rekan-rekannya. Sesaat kemudian massa dikomando membentuk formasi bergandengan sebagai bentuk kesiapan untuk bergerak bersama.

Perwakilan mahasiswa kembali menemui Wakapolresta untuk mengulangi permintaan mereka. Wakapolresta meminta pengertian mereka karena pihaknya harus bertanggung jawab penuh terhadap situasi keamanan di gedung pusat pemerintahan kota tersebut. Polisi tak ingin mengambil risiko karena terkait jumlah massa aksi yang besar. Negosiasi kedua pun kembali buntu. 

"Terima kasih, pak. Tapi kami dan teman-teman tetap ingin masuk,"ujar Ketua BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agung Lucky Pradita kepada Wakapolresta.

Karena negosiasi tak berhasil, massa aksi pun nekat bergerak masuk melalui akses jalan Balai Kota sebelah utara. Polisi yang telah bersiap langsung menghadang sehingga terjadi aksi saling dorong. Setelah beberapa saat saling dorong, massa dikomando untuk menahan gerakan. Wakapolresta dan Kasat Samapta yang juga turut dalam barisan polisi terdepan saat saling dorong kembali membuka dialog dengan mahasiswa. 

Dalam negosiasi ke-tiga ini muncul titik temu. Polisi akhirnya mengizinkan massa masuk namun hanya sebatas di tengah halaman, harus dalam barisan yang tertib dan langsung mundur begitu selesai membacakan pernyataan sikap. Ketua BEM UNS yang mewakili massa saat itu bisa menerima dan siap bertanggung jawab mengendalikan barisan massa aksi. Barisan polisi dengan perlengkapan anti huru hara dan tameng yang sebelumnya bersiaga di dekat pintu masuk pun diperintahkan bergeser mundur ke batas halaman Balai Kota.(Yudhi Hartomo)