Budi Han : Sukses Jadi Agensi Model Berbekal Otodidak dan Konsisten
SOLO - Kami janjian ketemu jam 12.30 WIB di daerah Sidokare, Kratonan, Solo. Pukul 12.00 WIB Budi Han mengirimkan pesan suara via whatsapp.
"Mas, ini saya OTW warung maemnya ya mas. Sepi kok mas. Ya, makan disini sekalian ya mas. Terima kasih. Taktunggu. Ini aku udah OTW," ujarnya renyah melalui voice note.
Pukul 12.35 WIB saya tiba di lokasi janjian. Langsung saya buka WA. Sebuah pesan dikirim Budi Han pada jam 12.17 WIB. "Saya dah nyampai mas," begitu bunyi pesannya. Saya pun langsung masuk dan menemuinya.
Jujur saya terkesan. Awalnya saya membayangkan harus menunggu beberapa lama sebelum pemilik agensi dan sekolah model paling laris se-Solo ini datang. Karena biasanya begitulah yang terjadi kalau janjian dengan narasumber. Tapi kali ini narasumber yang menunggu saya. Untungnya saya cuma telat 5 menit dari janji. Itupun saya sengaja supaya tidak menunggu terlalu lama di warung makan.
Jaga Sikap dan Penampilan
Budaya on time inilah yang menjadi salah satu resep pemilik Budi Hans Model Agency Solo tetap bisa konsisten melenggang di dunia modelling.
"Kalau janjian dengan klien atau siapapun harus on time. Orang Solo kan terkenal dengan budaya waktu molor. Saya nggak mau. Masalah waktu, saya ikut budayanya orang barat. Harus tepat waktu. Lebih baik saya yang nunggu daripada orang lain yang nunggu saya," tandasnya kepada rumahjurnalis, Senin 15 Juli 2024.
Resep lain yang benar-benar dijaganya adalah jujur, sportif dan konsekuen. Kepada orangtua atau remaja yang mengikuti kelas modelling di Budi Hans, ia tidak pernah menjanjikan apapun.
"Semuanya mengalir saja. Karena nggak semuanya harus jadi model atau bintang terkenal. Ada yang ikut model untuk memperbaiki body language. Misalnya anak tomboy, bagaimana dilatih supaya bisa luwes dan feminin. Gaya berjalannya diubah. Ya, semacam itu," jelasnya.
Kepada klien yang memakai jasa agensi modelnya, Budi berusaha selalu mengatakan apa adanya namun harus berupaya semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan klien sesuai kemampuannya.
"Kepuasan klien memang utama. Tapi di sisi lain saya ya harus sportif, kalau iya ya iya, kalau tidak ya tidak. Misalnya klien minta model kriteria tertentu sesuai karakter produk mereka. Kalau nggak ada ya saya bilang nggak ada. Jangan diada-adakan tapi kemudian hasilnya jauh dari harapan klien. Sebaliknya, kalau sudah menyanggupi, ya harus dipenuhi sebaik-baiknya," kata sosok yang dikenal grapyak kepada siapapun ini.
Kepada para model didikannya, Budi Han juga menekankan hal serupa. Menjaga penampilan fisik, tentu jadi hal wajib. Tapi nggak cuma itu. Model juga harus menjaga perilaku dan tutur kata, bisa memahami kebutuhan klien dan selalu on time. Hal-hal normatif yang nampak sepele namun dampaknya sangat bagus di mata klien.
Dipercaya dalam Event-Event Besar
Bicara dunia permodelan di Solo, nama Budi Han seolah sudah menjadi trade mark wajib. Pengalaman mendidik model dan meng-handle berbagai klien selama sekitar 25 tahun adalah jaminannya. Pria kelahiran 18 Mei 1974 ini juga sering didaulat sebagai juri berbagai even tingkat nasional. Tercatat sejumlah perusahaan besar di antaranya provider seluler XL dan brand fashion Cardinal pernah memercayakan penjurian model tingkat nasional pada dirinya.
Sedangkan untuk urusan fashion show, sudah tak terhitung berapa panggung yang jadi langganan modelnya. Mulai dari mall, perusahaan swasta, instansi pemerintah hingga komunitas notaris dan lawyer pernah menjadi kliennya.
"Model-model saya juga dipercaya untuk acara penyambutan delegasi G20 kemarin. Beberapa rangkaian eventnya kan diadakan di Solo tuh, nah kami dipercaya untuk acara tingkat internasional itu," tutur dia.
Pernah pula agensinya diminta untuk fashion show di Bangka Belitung dalam rangka peluncuran produk batik. "Waktu itu ada bintang tamunya Anang Hermansyah dan Ashanty. Jadi itu memang event besar," kata pria yang punya satu rumah khusus di Karanganyar untuk menyimpan kostum fashion show ini.
Mulai Jadi Koreografer Sejak SMA
Kesuksesan Budi Han mendapat kepercayaan banyak klien besar tidak terjadi secara instan. Ada proses panjang yang telah ditapakinya dengan konsisten. Saat masih duduk di bangku SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, di kala anak seusianya lebih suka dolan, nongkrong atau sekadar kumpul-kumpul di waktu senggangnya, Budi Han memilih belajar teknik-teknik dunia model secara otodidak dan bahkan sudah mulai mencari job sebagai koreografer.
"Dulu jaman saya SMA banyak acara pemilihan putri-putri atau model-model di diskotik. Yang ngadain biasanya komunitas. Nah, job saya ya mengatur dan mengarahkan para peserta saat tampil di panggung," ujar Budi. “Dulu dikasi uang jajan aja udah seneng banget,” imbuhnya sambil tertawa mengenang pengalaman remajanya.
Selanjutnya Budi pun semakin pede meng-handle koreografi sebuah acara. Meskipun mulai dari event-event kecil, semua dijalani dengan konsisten dan tidak setengah-setengah dalam bekerja. Setiap pekerjaan menurutnya adalah bentuk kepercayaan klien kepadanya. Modal kepercayaan ini harus benar-benar dijaga dengan memberikan hasil kerja terbaik.
"Kalau kita kerjakan sebaik mungkin, orang pasti akan percaya kepada kita. Untuk selanjutnya klien pasti akan mencari kita kalau mereka akan mengadakan acara lagi. Bahkan mereka nggak segan untuk merekomendasikan nama kita kepada kenalan atau kolega," tandas Budi.
Ingin Menebar Manfaat Seluas-luasnya
Seiring waktu, semakin banyak klien yang jadi langganannya, usahanya pun semakin maju hingga ia mendirikan Budi Hans Model Agency yang sampai sekarang konsisten menghasilkan model-model terbaik. Selain mendapatkan sumber penghasilan yang menjanjikan, Budi Han mengaku mendapatkan kepuasan tersendiri setiap kali mengetahui ada modelnya yang sukses. Sejumlah anak didiknya ada yang menjadi bintang film, model terkenal, pramugari dan langganan juara kompetisi model.
"Rasanya puas banget kalau dengar kabar model saya sudah sukses. Terlepas dari mereka masih ingat saya atau tidak, nggak masalah. Saya puas, karena berarti apa yang saya berikan bisa bermanfaat dan bagus buat mereka," ucapnya.
Budi mengungkapkan kebanyakan anak didiknya menekuni modelling berangkat dari keinginan pribadi mereka masing-masing. Dari rentang usia 3 - 30 tahun yang dipersyaratkan, mayoritas adalah usia SMA hingga kuliah. Motivasi mereka umumnya memang untuk berkarir dan mendapatkan job sebagai model.
“Kebanyakan remaja ya. Mereka sudah punya keinginan untuk cari job, dapat penghasilan sendiri. Biasanya cari info sendiri di media sosial, ketemu akun saya trus daftar,” kata pemilik akun Instagram @budihansmodelagencysolo ini.
Tak ada kriteria apapun yang dipersyaratkan untuk mendaftar sekolah model miliknya. Budi sengaja tidak membatasi karena menurutnya siapapun berhak untuk belajar memperbaiki penampilan diri. Harapannya sederhana, supaya perempuan Solo bisa dikenal luas punya citra penampilan yang bagus, cantik dan indah dipandang.
“Saya ingin kemampuan saya mendidik model bisa bermanfaat secara luas bagi Kota Solo,” harapnya.
Tetap Patok Harga Murah Meski Sudah Terkenal
Bagi orangtua atau remaja yang ingin belajar modelling, Budi menyarankan untuk mencari sekolah atau agensi model yang sudah sering dipercaya dan dipakai jasanya. Istilahnya, yang job modelling-nya banyak. Hal itu menandakan kualitas model didikannya bagus dan sesuai kebutuhan pasar. Soal biaya kursus, yang paling banyak dicari tentu yang terjangkau.
Budi Hans Model Agency sendiri mematok harga yang terbilang murah. Peserta cukup membayar Rp 100 ribu per bulan, dengan waktu latihan dua kali seminggu, setiap Rabu dan Sabtu. Durasi setiap latihan biasanya antara 1,5 - 2 jam. Tempat latihannya gampang dijangkau karena berada di tengah kota yakni di Jl. Cakra II no.15, Kauman, Solo.
Selama kursus, para peserta akan mendapatkan pelajaran teknik berjalan, mengatur ekspresi wajah, cara berpose, body language dan cara mempercantik penampilan fisik. Waktu kursus menurut Budi sangat tergantung kapasitas setiap peserta. Umumnya, dalam waktu 3-4 bulan, anak didiknya sudah bisa mencari job sebagai model. (Yudhi Hartomo)