Bawaslu Surakarta Petakan Tingkat Kerawanan Konflik, Banjarsari Paling Tinggi

SOLO – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surakarta menggelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan melaunching Peta Kerawanan Pemilihan Tahun 2024, Rabu (11/9/2024). Peluncuran peta kerawanan pilkada dilakukan di Sahid Jaya Hotel, Solo. Dari hasil pemetaan tersebut diketahui peringkat kerawanan masing-masing kecamatan di Surakarta.
Ketua Bawaslu Kota Surakarta Budi Wahyono menjelaskan, Kecamatan Banjarsari menjadi kecamatan dengan tingkat kerawanan tinggi. Untuk Kecamatan Jebres masuk dalam kategori sedang. Tiga kecamatan yakni Laweyan, Serengan dan Pasar Kliwon masuk dalam tingkat kerawanan rendah.
“Kerawanan Pilkada 2024 ini menjadi basis kami melakukan pemetaan secara dini segala potensi yang mengganggu atau menghambat pemilihan serentak secara demokratis,” kata Budi.
Budi menyebut Pemilu 2024 dan Pilkada 2020 menjadi dasar basis data kerawanan. Dengan memakai 4 dimensi yakni sosial politik, penyelenggaraan pemilihan, kontestasi, partisipasi pemilih.
“Indikator-indikator yang kita pakai ini menjadi dasar kami menyusun peta kerawanan Pemilukada 2024 di Surakarta. Kalau contoh kerawanannya misalnya apakah ada konflik antar peserta Pilkada, apakah ada isu SARA, ujaran kebencian, hoax, intimidasi pada peserta pemilu, penyelenggara dan pemilih. Kalau untuk tingkat kota, secara global Solo masuknya kerawanan sedang,” tutur Budi.
Pada Pemetaan Kerawanan Pemilihan Serentak 2024, diperoleh kesimpulan bahwa Tahapan Pungut Hitung, Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih menjadi tahapan yang paling rawan. Selanjutnya kerawanan yang cukup signifikan adalah tahapan kampanye, dan selanjutnya tahapan pencalonan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Murtono menambahkan, rata-rata daerah di Indonesia muncul 2 pasangan calon pemimpin daerah. Berbeda dari sebelumnya ada yang hingga 4 pasangan calon.
“Kalau 2 pasangan calon akan terjadi head to head pemilihan yang berhadapan. Dua pasangan yang masing-masing akan mempunyai pendukung tingkat kerawanannya lebih tinggi. Akan terjadi dinamika di lapangan yang cukup tinggi dan menjadi titik kerawanan yang harus kita perhatikan,” tegas Sekda Budi.