Bareng Dompet Dhuafa, Bupati Yuni Panen Jamur Tiram
SRAGEN - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama Dompet Dhuafa dan Bank Syariah Sragen menggelar panen jamur tiram, Rabu (9/10/2024). Panen dilakukan di sentra budi daya jamur Dukuh Ledok, Desa Mojorejo, Kecamatan Kedawung, Sragen.
Produktivitas jamur tiram di sentra tersebut mencapai 40-60 kg per hari dengan kurun waktu panen bisa sampai lebih dari lima bulan. Pengembangan produksi jamur tiram yang didampingi Dompet Dhuafa ini merupakan program pertama di Indonesia.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa (DD) Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan, menyampaikan di Dukuh Ledok, Sragen terdapat dua rumah jamur atau disebut kumbung yang masing-masing berkapasitas 10.000 baglog. Dua kumbung milik Nanik Sukoco (48) ini dulunya merupakan kebun jati yang kemudian dimanfaatkan menjadi rumah jamur.
Total ada 20.000 baglog untuk budi daya jamur tiram di dua kumbung. "Sentra jamur tiram ini sebenarnya sudah berjalan 6-7 bulan. Artinya, sudah dua periode penanaman jamur tiram karena baglog sudah diganti kali kedua. Sebentar lagi panen raya dan bisa meningkatkan perekonomian warga dan berkembang dengan baik di tempat lain," ujarnya.
Zaini membuka peluang potensi pemberdayaan masyarakat produktif yang bisa dikerjasamakan dengan DD, seperti sentra melon, sentra ternak, dan sentra lainnya. Dia berharap sentra jamur tiram ini dapat dikembangkan warga lainnya di Desa Mojorejo.
Direktur Utama Bank Syariah Sragen, Fachruddin, menyampaikan pemberdayaan sentra jamur tiram merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan menampung tenaga kerja. Pengelola jamur tiram bisa mendapatkan suplai bahan baku pembuatan jamur krispi secara berkelanjutan untuk pengembangan UMKM. "Ini merupakan program pertama di Indonesia. Bahkan para wakif yang memberikan wakaf ada yang jauh-jauh dari Jawa Barat untuk mewakafkan dananya ke Sragen,” jelasnya.
General Manager Penghimpunan dan Literasi Wakaf DD, Ali Bastoni menambahkan, aktivitas di Desa Mojorejo ini berkaitan dengan wakaf menggunakan instrumen keuangan syariah dengan pendekatan ekonomi produktif atau investasi. Dia berharap sentra jamur tiram bisa membawa perkembangan inovasi wakaf di Sragen yang luar biasa.
“Inovasi yang dimaksud berupa wakaf deposito yang juga baru satu-satunya di Sragen. Kami berkoordinasi dengan otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan metodologi inovasi wakaf deposito itu. Inovasi tersebut menjadi alternatif pembiayaan, bahkan tidak selalu pembiayaan itu lewat bank tetapi bisa lewat hibah pemerintah dan lewat wakaf," jelas Ali.
Sementara itu, Nanik Sukoco menyampaikan awalnya kekurangan bahan baku jamur tiram dan saat itu bahan baku sulit sehingga harga mahal. "Saya menghubungi DD. Kemudian kami bisa berkomunikasi dengan Pak Zaini. Lokasi kami disurvei setelah enam bulan komunikasi dan akhirnya kerja sama bisa berjalan sampai sekarang. Kebutuhan bahan baku saya pun tercukupi. Bahkan saya bisa menjual ke pedagang lainnya dan sebagian berbagi dengan tetangga sekitar,” jelas Nanik.
Dia menyatakan hasil olahan jamur tiram itu bisa tembus ke pasar modern, seperti minimarket. Dia menyebut selama 2016-2023 sudah ada 33 toko yang bekerja sama dalam pemasaran produk UMKM dan pada 2024 ini ada tambahan 25 toko modern.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama para wakif juga menyerahkan paket sembako kepada warga yang membutuhkan dan dilanjutkan dengan panen jamur bersama. Dia berharap sentra jamur di Mojorejo ini berkembang terus usahanya. (Raffi Arkana)