Atasi Kekeringan, Pemkab Sragen Bangun 20 Sumur
SRAGEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bakal membangun sedikitnya 20 unit sumur guna mengatasi kekeringan di wilayah Kecamatan Miri, Sumberlawang, Gesi, Tangen, dan Jenar. Satu unit sumur membutuhkan biaya Rp 35 juta, sehingga total dana yang dibutuhkan Rp 700 juta.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai penyerahan tandon air bantuan BNPB di Dukuh Gagan, Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Sabtu (5/10/2024) mengungkapkan, pembangunan sumur diharapkan bisa mengurangi lokus kekeringan di wilayah Kabupaten Sragen. Selama ini saat musim kemarau selalu ada pengiriman bantuan air bersih ke sejumlah lokasi kekeringan menggunakan mobil tangki.
"Bantuan air bersih itu bersifat temporary sedangkan dengan bantuan sumur bisa lebih panjang manfaatnya. Seperti sumur Pamsimas bisa bermanfaat selama empat tahun. Semoga sumur ini bisa lebih dari empat tahun. Saya berpesan untuk menjaga sumber air agar bertahan lama maka perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan," jelasnya.
Yuni mengatakan, sekarang sudah berkurang banyak jumlah desa yang terdampak kekeringan. Dia menyebut tahun 2023 lalu telah membangun 33 sumur dan tahun 2024 ini diharapkan bisa 20 lokasi sumur baru. "Sekarang sudah dapat 15 lokasi, tinggal lima lokasi lagi. Pembangunan sumur tidak menggunakan dana APBD melainkan dana CSR. Seperti dari PT Glory Industrial sebenarnya memberi bantuan 15 sumur tetapi diberikan secara bertahap dan per tahun ada lima sumur," jelasnya.
Dia menjelaskan dari 33 sumur yang dibangun di 2023 lalu ternyata 70% kondisi baik dan 30% butuh perbaikan karena debit airnya tidak optimal. Dia menilai bantuan sumur ini sangat efektif untuk menangani dampak kekeringan selama musim kemarau.
Sebenarnya, Yuni mengungkapkan ada investor dari Jakarta yang ingin mengolah air Waduk Kedung Ombo (WKO) tetapi saat hendak diolah ternyata kondisi air bakunya sudah tercemar dengan sisa pakan ikan keramba. Dia menyatakan antara investasi dan keuntungan tidak sebanding sehingga investor itu memilih mundur. Yuni menilai PDAM Sragen sendiri tidak mampu mengolah air WKO karena untuk mengolah air WKO menjadi air layak konsumsi butuh dana besar.
Camat Sumberlawang, Sragen, Indarto, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Sragen dan para pihak yang menyalurkan dana CSR. Dia menyebut pada 2023 lalu, Sumberlawang, Sragen, sudah mendapat bantuan 12 sumur dan semua efektif mengurangi kekeringan di Sumberlawang.
Kemudian pada 2024 ini, kata dia, Sumberlawang kembali mendapat bantuan tiga unit sumur dalam, yakni satu unit di Dukuh Gagan, Desa Cepoko; dan dua unit di Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari. Dia berharap pada 2025 nanti benar-benar mengurangi kekeringan di Sumberlawang sehingga tidak ada lagi pengiriman air bersih dari Sragen. "Seperti di Dukuh Gagan ini. Seluruh warga Dukuh Gagan datang karena ingin bertemu Bupati untuk berterima kasih karena sudah membantu warga. Terima kasih juga kepada PDAM yang membangun sumur dalam ini sehingga bermanfaat," tambahnya. (Raffi Arkana)