ASN Sragen Tetap Netral dan Tanpa Tekanan

Para ASN Sragen mengikuti apel pagi di halaman Setda Sragen (rumahjurnalis.com/raffi arkana)



SRAGEN - Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam setiap agenda politik merupakan harga mati. Kekhawatiran adanya jalur birokrasi yang 'bermain' membantu agenda politik termasuk Pilkada sebisa mungkin harus dihindari.

Termasuk di Kabupaten Sragen yang sebentar lagi punya gawe besar memilih bupati dan wakil bupati lewat Pilkada Serentak 2024. Kalangan ASN harus tetap berpegang teguh pada netralitas, tidak memihak salah satu pasangan calon (paslon).

Terkait netralitas ini, sejumlah pensiunan ASN Pemkab Sragen buka suara dan memastikan tidak akan ada keberpihakan. Hal ini dikarenakan iklim bekerja di birokrasi sangat nyaman dan tidak terbiasa pada tekanan untuk mendukung paslon yang bertarung. "Saya bersaksi selama kepemimpinan Mbak Yuni (Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati) selama hampir 10 tahun terakhir, iklim kerja sangat nyaman dan tidak ada tekanan politik. Kita dibebaskan menentukan pilihan, tidak ada tekanan," ujar mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sragen, Sarwaka, Jumat (27/9/2024).

Sarwaka yang saat ini menjadi anggota Paguyuban Pensiunan Pegawai Pemda Sragen (P4S) menyampaikan, sampai saat ini dirinya belum menentukan pilihan politik pilkada dan masih netral. "Terkait keputusan siapa yang akan dicoblos, nanti di bilik suara saja. Kami sebagai pensiunan ASN sudah terbiasa netral," jelasnya.

Sekedar informasi, Bupati Yuni di awal menjabat tahun 2016 selalu menerapkan sistem profesionalitas dalam bekerja. Terbukti sejumlah pejabat yang diketahui dekat dengan pemerintahan sebelumnya tetap dipakai dan dipertahankan. Berbagai tekanan dari para relawan saat itu untuk mengganti Sekda, Tatag Prabawanto tidak membuatnya bergeming.

Yuni tetap mempertahankan Tatag sebagai sekda sampai pensiun, meski yang bersangkutan dikenal sebagai orang dekat mantan Bupati Agus Fatchurrahman yang tidak lain rival pilkada yang dikalahkan Yuni. Tidak hanya itu, sejumlah pejabat eselon II lama juga dipertahankan, bahkan diberi 'tempat' yang cukup baik.

Profesionalitas Bupati Yuni selama hampir 9 tahun memimpin Sragen juga diakui mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sragen, Untung Sugihartono. Dia sempat menjadi bawahan Yuni beberapa tahun dan menilai Yuni sebagai sosok bupati yang dekat dan merangkul bawahan. "Selama menjalankan tugas dengan tepat sesuai tupoksi, saya nyaman-nyaman saja di masa pemerintahan Bu Yuni," ujar Untung.

Untung menambahkan, Bupati Yuni selalu mendengar masukan dari bawahan. Termasuk program yang dirasa baik, tentu akan jadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan. Begitu pula saat memasuki masa pilkada seperti sekarang ini, tidak pernah ada tekanan untuk ASN saat itu. "Beliau (Bupati Yuni) benar-benar profesional dalam bekerja. Jadi kita nyaman bekerja dengan beliau," tambahnya. (Raffi Arkana)