Armada Pesawat Hantu BriteStorm, Si Pengacau Sistem Pertahanan
![](https://nos.jkt-1.neo.id/jurnalis/post/1/684-1729312997-armada-pesawat-hantu-britestorm-si-pengacau-sistem-pertahanan.webp)
RUMAHJURNALIS.COM - Leonardo baru saja meluncurkan sistem perang elektronik terbaru mereka, BriteStorm, yang memungkinkan angkatan udara menembus wilayah udara musuh dengan menciptakan armada pesawat tempur hantu dan rudal yang bertujuan untuk mengacaukan dan membohongi sistem radar pertahanan. Teknologi ini membuka babak baru dalam strategi peperangan udara modern.
Produk tersebut diperkenalkan oleh perusahaan global yang bergerak di bidang teknologi pertahanan dan keamanan tersebut pada 14 Oktober 2024, di acara Annual Meeting and Exposition Asosiasi Angkatan Darat AS (AUSA) di Washington D.C. BriteStorm dirancang untuk membantu militer dalam menembus wilayah musuh, meskipun wilayah tersebut dilindungi oleh sistem pertahanan udara terintegrasi modern (Integrated Air Defence Systems/IADS).
Skenario di Medan Perang Masa Depan
Bayangkan sebuah pusat komando militer di masa depan, baik saat latihan maupun dalam situasi krisis nyata. Operator Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi (IADS) mendeteksi sekelompok pesawat tempur musuh yang mendekat. Saat pertahanan dalam keadaan siaga penuh, sensor IADS mulai menganalisis jumlah musuh dan potensi ancaman yang dihadapi.
Namun tiba-tiba, layar radar mereka mengalami kekacauan. Beberapa sektor tampak kosong, sementara yang lain dibutakan oleh sinyal jamming. Lebih buruk lagi, radar menunjukkan informasi yang membingungkan: sekelompok besar pesawat tempur dan pembom, bersama rudal jelajah, tampak sedang menuju target mereka.
Dalam kebingungan, beberapa rudal anti-pesawat diluncurkan untuk menghadapi ancaman ini, sementara rudal lainnya gagal ditembakkan. Ketika beberapa rudal meleset dari sasaran atau bahkan melewati "musuh" yang ternyata tidak nyata, sistem pertahanan menyadari bahwa sebagian besar amunisi telah habis, sementara pasukan musuh melanjutkan serangan mereka dengan korban minimal.
Teknologi Jamming dan Tipuan Digital BriteStorm
Skenario tersebut adalah gambaran dari apa yang ingin dicapai Leonardo dengan BriteStorm. Sistem ini merupakan platform-agnostik, artinya dapat dipasang di berbagai jenis pesawat, terutama drone atau rudal, yang akan terbang di depan pasukan penyerang dari jarak jauh. BriteStorm mengirimkan sinyal digital kuat untuk mengacaukan dan menipu pertahanan musuh, sehingga pasukan sekutu bisa menembus pertahanan musuh dan menyelesaikan misinya.
BriteStorm dikembangkan di fasilitas penelitian dan manufaktur elektronik Leonardo di Luton, Inggris, dan menggunakan teknologi Digital Radio Frequency Memory (DRFM). Teknologi ini juga digunakan dalam produk Leonardo sebelumnya, yaitu BriteCloud, sebuah countermeasure yang dirancang untuk mengganggu sistem radar rudal musuh. Namun, berbeda dengan BriteCloud, BriteStorm dirancang khusus untuk membingungkan dan menekan radar pengawasan berbasis darat, sehingga musuh tidak bisa melacak atau menyerang pasukan sekutu.
Teknologi DRFM yang dipasangkan dengan Miniature Techniques Generator (MTG) canggih milik Leonardo, serta dilengkapi dengan modul transmisi dan penerimaan (Transmit Receive Modules/TRM) dan antena mampu mendeteksi lingkungan peperangan elektronik, mengevaluasi potensi ancaman, dan memilih respons yang tepat.
Sistem ini bisa melakukan jamming radar dengan memancarkan sinyal bising berkekuatan tinggi, mengirim sinyal palsu untuk membingungkan komputer pertahanan, atau yang paling canggih, menciptakan puluhan tanda pesawat tempur dan rudal hantu. Dengan teknik ini, sistem pertahanan musuh akan percaya bahwa mereka sedang menghadapi kekuatan besar sementara pasukan sekutu bersembunyi di balik kekacauan tersebut.
Sistem ini dirancang untuk dapat dipasang pada berbagai jenis Uncrewed Aerial Vehicles (UAVs) dan dilengkapi dengan serangkaian teknik penipuan digital canggih yang dapat diterapkan dari jarak jauh. Dengan demikian, BriteStorm memberikan kemampuan untuk beroperasi di dalam wilayah musuh dengan perlindungan jamming yang kuat.
Ringan dan Fleksibel
Selain kemampuannya yang canggih, BriteStorm memiliki bobot hanya 2,5 kg, menjadikannya ringan dan mudah dipasang di berbagai platform. Sistem ini juga dapat diprogram sesuai kebutuhan misi spesifik, memberikan fleksibilitas bagi penggunanya.
Mark Randall, Manajer Kampanye Perang Elektronik (EW) dari Leonardo, dalam rilis di laman resminya mengatakan, "Platform yang dipasangi payload BriteStorm dapat dikerahkan ke depan untuk menciptakan kebingungan, sehingga IADS musuh tidak mampu mendeteksi, melacak, dan mencoba menyerang aset sekutu. Mengingat kemampuan IADS musuh yang semakin canggih, sangat penting bagi pasukan sekutu untuk menggunakan BriteStorm guna memastikan perlindungan yang optimal."
Dengan kemampuan yang dimilikinya, BriteStorm menjadi alat penting dalam menghadapi ancaman modern di medan perang elektronik. Teknologi ini memungkinkan pasukan sekutu mengatasi tantangan pertahanan udara musuh dengan menciptakan armada pesawat dan rudal hantu yang memperdaya sistem radar lawan.
Kolaborasi dengan Angkatan Udara Inggris
Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF), melalui *Rapid Capabilities Office (RCO)*, telah bekerja sama dengan Leonardo untuk menguji kemampuan BriteStorm. Uji terbang awal yang dilakukan oleh RAF terbukti berhasil, dan mereka telah membeli beberapa unit payload BriteStorm untuk melanjutkan pengujian.
Selain Angkatan Udara Inggris, Leonardo juga melihat Departemen Pertahanan AS sebagai calon pelanggan utama. BriteStorm menawarkan keunggulan dalam operasi di lingkungan peperangan elektronik yang diperebutkan. Produk ini juga dirancang agar mudah diekspor, dengan unit demonstrasi yang sudah berada di AS. Leonardo mengharapkan minat dari pelanggan di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Pasifik.(Yudhi Hartomo/Leonardo.com)