500 Tangki Air Bersih Disiapkan BPBD Sragen Atasi Kekeringan

Bantuan air bersih untuk warga Sragen terdampak kekeringan datang dari berbagai elemen masyarakat (rumahjurnalis.com/raffi arkana)


SRAGEN - Anggaran bantuan air bersih di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen diproyeksikan masih mencukupi hingga bulan November mendatang. Total 500 tangki bantuan air bersih disiapkan Pemkab Sragen di tahun 2024 ini.

Data dari BPBD Sragen, sampai Kamis  (10/10/2024) bantuan tersebut baru terpakai sebanyak 163 tangki. Sedangkan bantuan air bersih yang tersalurkan bagi warga Sragen sejauh ini total sudah mencapai 643 tangki dengan kapasitas 2.903.000 liter air. Rinciannya, 480 tangki air bersih dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 163 tangki dari BPBD Sragen. 

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto, menerangkan pada 2024 ini BPBD mendapat bantuan dari BNPB sebanyak 480 tangki air bersih dengan kapasitas 5.000 liter per tangki. Bantuan itu sangat bermanfaat dan membuat distribusi bantuan air bersih masih bisa berjalan sampai November mendatang. "Sisa alokasi bantuan air kira-kira tinggal untuk 42 hari ke depan, sampai November mendatang. Daftar antrean bantuan air masih banyak di 21 desa atau di 58 dukuh tujuh kecamatan. Mereka mendapat bantuan air bersih secara bergiliran setiap lima hari sekali," ujarnya.

Dia mengatakan jika ada bantuan dari corporate social responsibility (CSR) biasanya langsung disalurkan ke penerima. Sebagai informasi, tujuh kecamatan yang sudah diberi bantuan air bersih yakni Masaran, Gesi, Tangen, Jenar, Miri, Sumberlawang, dan Mondokan.

Dari tujuh kecamatan itu, jelas Giyanto, yang paling parah di Desa Ngepringan dan Banyurip, Kecamatan Jenar. Sasaran warganya, juga paling banyak. Secara umum, pemetaan sasaran ada lansia dan ada ibu hamil. Ada 1.226 warga lansia dan 108 ibu hamil. "Kadang bantuan dari CSR sering bersamaan dengan bantuan dari BPBD dan kami yang harus mengalah untuk dialihkan ke daerah lain. Bantuan CSR itu tidak dikoordinasikan dengan BPBD," jelasnya.

Giyanto mengimbau kepada penerima manfaat air bersih dari BPBD atau pihak lain agar menggunakan air dengan bijaksana dan hanya untuk konsumsi. Dia meminta kepada masyarakat penerima manfaat supaya berkoordinasi dengan BPBD apabila sudah mendapatkan bantuan air bersih dari luar BPBD untuk memperlancar pelaksanaan bantuan air bersih

“Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kami mengimbau kepada masyarakat untuk menanam tanaman keras, misalnya buah-buahan, beringin, mahoni, trembesi, dan lainnya serta tidak menembang pohon sembarangan. Kami juga meminta aset-aset yang diberikan BPBD dan donatur dirawat dengan baik,” tambahnya. (Raffi Arkana)