2.073 KK di Sragen Mulai Terdampak Kekeringan
SRAGEN - Dampak kemarau sudah mulai dirasakan sebagain warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sedikitnya 2.073 Kepala Keluarga (KK) di tiga kecamatan dilaporkan mulai kekurangan air bersih.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, kekurangan air bersih telah dialami total 6.279 jiwa pada 21 Dukuh di enam desa. Keenam desa tersebut yakni Desa Banyuurip dan Ngepringan Kecamatan Jenar. Kemudian Poleng Kecamatan Gesi dan Desa Ngrombo, Galeh dan Katelan Kecamatan Tangan.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sragen, Danang Hermawan Senin (5/8/2024) mengatakan, sejauh ini BPBD Sragen telah melakukan droping air bersih sebanyak 81 tangki atau 371.000 liter ke wilayah kekeringan di enam desa tersebut. "Penyaluran bantuan air bersih ini untuk 6279 jiwa atau 2072 KK di 30 RT, 21 dukuh di tiga kecamatan," ujarnya.
Jumlah droping itu masih berpotensi meningkat lantaran ini baru awal musim kemarau. Sementara berbagai pihak seperti BMKG memprediksi Agustus ini baru memasuki puncak kemarau.
BPBD Sragen dalam penanganan bencana kekeringan tahun ini menyiapkan sedikitnya 500 tangki air bersih untuk didrop ke wilayah krisis air bersih. "81 tangki itu baru dari BPBD semua. Karena tahun ini ada anggaran di internal BPBD sebanyak 500 tangki yang kami siapkan. Saat ini kami belum menggandeng CSR atau bantuan stakeholder terkait karena menghabiskan anggaran 500 tangki dulu untuk penyerapan tahun ini. Kalau anggaran kami kurang baru minta bantuan instansi terkait," kata Danang.
Sebelumnya Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto mengatakan, droping air bersih telah dimulai pada 15 Juli lalu di RT 10 dan RT 11 Desa Poleng Kecamatan Gesi dengan kapasitas tangki 5000 liter.
Pemkab Sragen telah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak dalam upaya penanganan kekeringan, seperti DPU, PDAM dan juga PMI. "Kalu tahun lalu dimulai bulan Juni, untuk tahun ini bari dimulI droping pada Juli lalu. Memang kami berdasarkan permintaan warga melalui Lurah terus disurvei, kalau benar-benar membutuhkan akan kita drop air bersih," ujar Giyanto.
Sementara itu sesuai SK Bupati Sragen tahun ini diprediksi kekeringan terjadi di 9 Kecamatan, 38 Desa dan 155 Dukuh. Jumlah wilayah yang diprediksi terdampak kekeringan ini meluas jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 7 kecamatan. Wilayah baru yang masuk zona merah kekeringan adalah Desa Kalikobok Kecamatan Tanon dan Desa Krikilan Kecamatan Kalijambe. (Raffi Arkana)