100 Hari Kerja Prabowo-Gibran : Presepsi Positif Meningkat, MBG Dapat Apresiasi Tinggi

RUMAHJURNALIS.COM - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei nasional terhadap 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran yang jatuh pada Selasa (28/1/2025). Dalam rilis yang bertajuk Evaluasi Publik atas Kinerja 100 Hari Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih, Indikator melaporkan respon publik yang dikoleksi selama periode 16-21 Januari 2025 secara tatap muka.
Hasil survei tersebut secara umum menunjukkan peningkatan persepsi positif atas sejumlah kondisi umum nasional. Kondisi politik, keamanan dan pemberantasan korupsi, evaluasi publik cenderung semakin positif, terutama pemberantasan korupsi. Sementara kondisi penegakan hukum, persepsi positif warga relatif stabil, jauh lebih besar ketimbang yang menilai negatif. Evaluasi atas kinerja demokrasi di Indonesia cenderung makin positif, dengan penilaian negatif yang cukup besar mengalami penurunan.
Salah satu program prioritas pada 100 hari pemerintahan Prabowo – Gibran yang mendapat apresiasi yang tinggi dari warga adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hampir semua warga tahu program ini (91.3%) dan mayoritas warga mendukung program ini (87.1%), karena mayoritas juga percaya bahwa program akan mampu membantu dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia (76.9%), membantu mengatasi masalah stunting (78.4%), dan dinilai cukup atau sangat baik dalam membantu meningkatkan kegiatan usaha kecil di masyarakat (74.2%).
Survei juga menunjukkan kritik warga tampak sangat besar terkait kecukupan nilai gizi dan penyelenggaraan yang bersih dari praktik korupsi, mayoritas warga tetap puas atas pelaksanaan program yang sudah berjalan sejak 6 Januari 2025 lalu (64.6%).
Rapor Sektor Ekonomi Belum Membaik
Tantangan sangat besar yang harus menjadi perhatian utama pemerintah yaitu sektor perekonomian. Evaluasi warga atas kondisi umum perekonomian nasional tampak belum begitu menggembirakan. Persepsi positif warga tampak stagnan meski ada tren positif pada kelompok yang menilai moderat.
Sekitar 35% warga menilai kondisi perekonomian membaik dalam setahun terakhir, baik nasional maupun di dalam rumah tangganya, tapi jauh lebih banyak yang menilai stagnan atau bahkan menilai memburuk.
Harga kebutuhan pokok (separuh warga nasional menilai harga-harga kebutuhan pokok makin tidak terjangkau atau jauh lebih tidak terjangkau dibanding setahun lalu), lapangan kerja/pengangguran dan kemiskinan, merupakan persoalan utama bagi mayoritas warga nasional (53.6%).
Hasil ini konsisten dengan evaluasi warga atas kinerja pemerintahan dalam tiga isu utama tersebut dengan penilaian terburuk ketimbang persoalan-persoalan lain. Hal tersebut dapat dipahami karena isu-isu berkenaan langsung dengan kehidupan warga sehari-hari.
Dalam salah satu poin kesimpulan, Indikator menyatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis sangat erat kaitannya dengan isu-isu utama tersebut, dalam membantu pemenuhan kebutuhan pangan dan mengurangi beban biaya hidup masyarakat. Hampir separuh warga menilai bahwa program tersebut sebaiknya diberikan kepada seluruh anak di Indonesia (47.4%), tapi hingga sejauh ini cakupan program baru menjangkau 16.5%. Ada gap yang sangat lebar, dan ini akan menjadi tantangan tersendiri.
Kesenjangan yang lebar antara harapan publik dengan fakta di lapangan dapat mendorong ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Pemerintah harus bisa memberikan respon yang tepat, agar kepercayaan publik yang begitu besar bisa terjaga, begitu juga dengan stabilitas politik dan pemerintahan. (Yudhi Hartomo/Rilis Survei Nasional Indikator)